Kamis, 29 Oktober 2015

pengambilan keputusan




   


  1. Tujuan dan Sasaran Organisasi
  1. Mewakili mahasiswa kampus dalam kegiatan ekternal untuk berkomunikasi dengan organisasi mahasiswa perguruan tinggi lainnya
  2. Menjadikan BEM FIKTI sebagai panutan untuk semua mahasiswa
  3. Sebagai wadah untuk para mahasiswa untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka
  4. Membimbing/mengarahkan kegiatan ukm

  1. Identifikasi Permasalahan
Membuat acara/kegiatan yang diharpkan dapat memenuhi tujuan organisasi

  1. Alternatif
  1. Mewajibkan seluruh mahasiswa untuk mengikuti kegiatan ukm
  2. Mengadakan seminar yang materinya bersangkutan dengan fakultas
  3. Mengadakan bakti sosial untuk menjalin hubungan yang baik dengan lingkungan eksternal
  4. Membuat suatu acara yang dapat mempererat hubungan antara mahasiswa dengan mahasiwa yang lainnya
  5. Ikut aktif semua kegiatan yang di adakan oleh organisasi di dalam Universitas maupun organisasi diluar Universitas

  1. Keputusan Memilih Satu Alternatif Terbaik
  • Alternatif 1 : menunjang tujuan organisasi 3 dan 4
  • Alternatif 2 : menunjang tujuan organisasi 1,2, dan 3
  • Alternatif 3 : menunjang tujuan organisasi 1 dan 2
  • Alternatif 4 : menunjang tujuan organisasi 1
  • Alternatif 5: menunjang tujuan organisasi 1,2, dan 4

  1. Keputusan yang Diambil
Alternatif 5 karena dengan mengikuti semua kegiatan, maka dapat membawa nama Organisasi menjadi panutan sekaligus dapat menjalin hubungan baik antara faktor internal dan eksternal.

  1. Pelaksanaan Kegiatan
Misalnya kita akan mengambil  contoh kegiatan mengikuti turnamen futsal antar fakultas, susunan acara kita susun dengan sebaik baiknya, mengadakan technical meeting antar perwakilan fakultas. Semua kegiatan diadakan secara terstruktur dan baik.

  1. Evaluasi Hasil Pelaksanaan
Dengan diadakan kegiatan-kegiatan yang dibuat maka akan memberikan dampak positif bagi seluruh mahasiswa, dan semakin mempererat hubungan mahasiswa dengan mahasiswa, khusus nya mahasiswa dengan BEM FIKTI.

Kamis, 15 Oktober 2015

Kurang Komunikasi, Banyak Karyawan Tak Hargai Benefit dari Perusahaan



Metrotvnews.com, Jakarta : Berdasarkan survei yang dilakukan oleh perusahaan konsultan Towers Watson mengenai manfaat karyawan (benefit) se-Asia-Pasifik menggambarkan adanya kesenjangan yang cukup besar antara biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk manfaat benefit terhadap penghargaan yang diberikan untuk hal tersebut.

Survei yang melibatkan 1.145 perusahaan di 20 negara di kawasan Asia-Pasifik termasuk 62 perusahaan di Indonesia tersebut digelar untuk mendapatkan gambaran persoalan yang dihadapi oleh perusahaan terkait pemberian benefit. Survei tersebut dilaksanaakan pada bulan Desember 2014 hingga bulan Januari 2015.
 
Director Benefit Towers Watson South East Asia Mark Whatley dalam keterangan pernya, beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa perusahaan yang ada di Indonesia merupakan pembelanja kedua terbesar seltelah Filipina di wilayah Asia untuk pengeluaran benefit. Selain itu sebesar 84 persen perusahaan di Indonesia merasa terbebani dengan kemungkinan membesarnya biaya benefit akibat perubahan regulasi dari pemerintah.

Saat ini lebih dari 65 persen perusahaan di Indonesia mengeluarkan lebih dari seperempat payroll untuk membiayai benefit. Namun hal tersebut tidak berarti langsung diapresiasi oleh para karyawan mereka.

"Namun peningkatan pengeluaran benefit  karyawan tidak lantas berhubungan dengan peningkatan penghargaan atas benefit tersebut oleh karyawan. Penghargaan dari karyawan atas benefit tersebut akan meningkat bila opini dari karyawan dilibatkan dalam pembentukan fasilitas benefit," tukas Mark.

Hal tersebut terlihat dengan 81 persen para pengusaha merasa bahwa benefit yang mereka tawarkan tidak begitu dihargai oleh para karyawan dan hanya 19 persen yang sangat menghargai benefit yang diberikan oleh perusahaan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena 29 persen perusahaan di Indonesia kebih menghargai benefit untuk kesehatan berobat jalan (85 persen) dibandingkan dengan benefit rawat inap (77 persen) dan dana pensiun (35 persen).

Mark menambahkan, bila karyawan dilibatkan dan dikomunikasikan akan apa saja manfaat yang dapat mereka peroleh maka hal tersebut akan secara signifikan meningkatkan value dari benefit yang diberikan. Dengan begitu para karyawan dapat menyesuaikan fasilitas benefit dengan kebutuhan mereka.

"Dengan fleksibilitas tersebut karyawan dapat menyesuaikan kebutuhannya dan bila mereka ingin meningkatkan benefit yang mereka peroleh maka tentunya perusahaan akan mengenakan biaya tambahan kepada karyawan. Namun hal tersebut justru lebih menguntungkan bagi karyawan tersebut bila dibandingkan nantinya karyawan tersebut mengurus asuransi kedua secara pribadi diluar yang diberikan perusahaan," ujar Mark.

Dengan memiliki dua asuransi tersebut makan akan meningkatkan risiko double benefit dengan benefit  yang diberikan oleh perusahaan. Tentunya hal ini akan membebani karyawan dengan biaya lain yang lebih mahal dibandingkan yang dikelola oleh perusahaan secara kolektif, di point  inilah fleksibilitas dapat terlihawt mnafaatnya.

Ironisnya, sekitar 45 persen dari perusahaan yang ada mempertimbangkan untuk menambah alokasi biaya untuk benefit bagi karyawan disamping yang sudah ada sekarang ini. Mark memandangan hal ini tidak diperlukan selama perusahaan dapat meningkatkan komunikasi dengan karyawan mereka agar benefit yang diberikan dapat di pahami oleh para karyawan.

Analisa

1. Pokok Masalah
      Adanya kesenjangan yang cukup besar antara biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk manfaat benefit terhadap penghargaan yang diberikan oleh perusahaan

2. Pihak yang terlibat
    1.145 perusahaan di20 negara dikawasan asia Pasifik

3. solusi
    Agar terjadinya hubungan yang baik antara perusahaan dan karyawan diperlukan komunikasi yang baik dan karyawan juga dituntut untuk bisa menghargai benefit yang telah diberikan oleh perusahaan

4. Miligati Masa Depan
    Perusahaan harus dapat meningkatkan komunikasi dengan karyawan mereka agar benefit yang diberikan dapat dipahami oleh para karyawan